InBer Makassar

Pemerintah  Kota Makassar , melalui Walikota Makassar kembali memperpanjang proses belajar dirumah bagi peserta didik dan Bekerja dari rumah bagi Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat SD dan SMP mulai 30 Maret 2020 s.d 17 April 2020. Hal  itu sesuai dengan Surat Edaran  Walikota Makassar bernomor 440/129/S.Edar/Disdik/III/2020 yang ditandatangani Pj. Walikota Makassar, Dr. M. Iqbal Samad Suhaeb tertanggal 30 Maret 2020

Upaya mencegah penyebaran virus Corona Covid 19, di SD Negeri Sudirman bekerjasama dengan Pihak Komite SD Negeri Sudirman  melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke seluruh ruangan yang ada disekolah. Sabtu (28/03/2020). Penyemprotan tersebut dilakukan di sejumlah ruangan terutama yang sering tersentuh tangan manusia, seperti di tempat duduk, meja, sampai pintu ruangan. Kepala SD Negeri Sudirman I. Hj. A. Arjuniwati . S.Pd  mengatakan melalui seluler bahwa penyemprotan disinfektan ini dilakukan sebagai bentuk upaya dalam  memberikan perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan para siswa dan siswi SD Negeri Sudirman I, II, III dan IV  “Penyemprotan ini sebagai langkah kewaspadaan dan usaha meningkatkan kebersihan untuk mencegah penyebaran virus Corona Covid 19 yang ada di lingkungan kerja SD se Kompleks Negeri Sudirman . Ujarnya

Sesuai dengan Surat Edaran Walikota Makassar No 440/83/DKK/III/2020 tentang tindak lanjut pencegahan Penularan Covid-19 du Kota Makassar, menginstruksikan Semua Sekolah menghentikan Sementara  Proses Belajar Mengajar di sekolah dan mengganti Kegiatan Belajar di rumah. Walaupun Siswa SDN Sudirman III diliburkan, Semua Guru tetap mengontrol dn memberikan pembelajaran melalui Media online  Terkhusus Siswa kelas 6 , media pembelajaran melalui Aplikasi Microsoft 365 agar dalam Ujian Nasional, siswa tidak ketinggalan Materi Pembelajaran sehingga Guru Kelas 6 melakukan pembelajaran Jarak jauh secara online. 

Kegiatan Kerja Bakti di laksanakan di Aula Kompleks SD Negeri Sudirman, sabtu, 14 Maret 2020 Dalam kegiatan ini, turut hadir Kepala Sekolah,  Komite , Guru dan Orang Tua Murid Pantauan dilokasi , Jumat, 13 Maret 2020 Terlihat jelas bangunan Aula sungguh memprihatinkan, sampah berbahan kayu, seng dan plastik berserakan memenuhi lantai aula. Aula yg direncanakan akan digunakan Parkiran Kepala Sekolah, Guru dan Staf SD Negeri Sudirman 

Kegiatan ini dilaksanakan di SDN Kompleks Sudirman jln.Jend. sudirman No 7 Makassar (6/03/2020) Turut hadir dalam Rapat ini, Ibu Lurah Pisang Utara, Pihak Kantin SDN Kompleks Sudirman dan JIWASRAYA .  Adapun Hasil Rapat :  1. Perihal sampah kita bersama sudah menemukan titik temu, untuk model pengangkutan sampah kompleks Sudirman akan di angkut dengan armada mobil sampah pada malam hari jam 19.30 WITA. 2. Pihak kelurahan akan meminjamkan tempat sampah yang besar sebanyak 3 buah, yang di peruntuk kan untuk sampah sekolah 3. Bak sampah yang ada di luar di minta untuk di tutup, dan di ganti dengan tempat sampah yang akan di jejer di halaman depan sekolah pada sore hari dan diangkut oleh petugas sampah dari pihak kelurahan . 4. Terkait dengan program untuk mewujudkan SDN KOMPLEKS SUDIRMAN dalam pencanangan ADIWIYATA NASIONAL, diharapkan kepada seluruh orang tua siswa untuk memberikan bekal kepada anak2 kita berupa tabler(berupa tempat minum). 5. Para pedagang/kantin

Kegiatan Sosialisasi Gerakan Peduli koin di hadiri oleh  SD Negeri Sudirman 1,2,3 dan 4( 4/03/2020) di Bank BI jalan Jend. Sudirman Kota Makassar Dalam sosialisasi ini, diharapkan siswa dapat menukarkan Uang koinnya : Pecahan Uang dan Tahun Emisi yang ditukarkan antara lain, Rp.1 (1970), Rp.50 (1999), Rp.100  (1999), Rp. 200 (2003), Rp.500 (1997), Rp. 500 (2003), Rp. 1.000 (1993), Rp.1.000 (2010), Rp.100 (2016), Rp. 200 (2016), Rp. 500 (2016) dan terakhir Rp.1.000 (2016) “Jika ingin menukarkan uang logamnya, siswa  cukup datang menukarkan  dengan membawa uang logam berdasarkan pecahan dan tahun emisi uang Logam akan ditukar dengan uang kertas sesuai nilainya.  Kegiatan ini dilaksanakan karena “Kecenderungannya, masyarakat saat ini lebih suka menyimpan uang logam di rumah, sehingga uang logam tidak berputar di masyarakat ataupun kembali ke Bank Indonesia. Padahal, kebutuhan terhadap uang logam cukup besar,”